Ketua PAC. Fatayat NU Waru menyampaikan harus ada cara untuk meningkatkan kualitas berdakwah di organisasi Fatayat NU. Forum ini menjadi salah satu alternatif untuk menghimpun potensi daiyah Fatayat NU sekaligus mengembangkannya dengan tujuan agar dakwah Fatayat NU bisa lebih berkuakitas dan diterima di tengah-tengah masyarakat.
“Daiyah Fatayat NU harus lebih menyadari bahwa tantangan dakwah hari ini bukan saja dari internal Fatayat NU tetapi juga dari eksternal Fatayat NU” tutur Ummi Nahdliyah di tengah-tengah kegiatan Halaqah.
“Halaqah Neng Difa” ini, sambung dia, merupakan ikhtiar untuk menjawab tantangan dakwah Fatayat NU dimana di dalamnya akan ada pertemuan secara berkesinambungan untuk membekali para daiyah Fatayat NU dalam meningkatkan ketrampilan retorika dakwah sesuai dengan audiens yang dihadapi, sehingga dakwah Fatayat NU dapat mengadaptasi cara yang lebih bisa diterima.
Dengan demikian, melalui “Halaqah Neng Difa” yang merupakan singkatan dari “Halaqah Peningkatan dan Pengembangan Daiyah Fatayat” ini dapat melahirkan daiyah-daiyah yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat utamanya masyarakat urban yang haus akan ilmu agama sehingga mereka dapat mencari rujukan keagamaan dari guru yang tepat.
“Daiyah Fatayat NU harus terus berbenah diri dalam menghadirkan dakwah yang rahmatan lil alamin dengan cara yang menarik dan mudah diterima oleh orang awam. Apalagi kebutuhan terhadap dakwah yang santun dan damai ini semakin meningkat di tengah tantangan radikalisme dalam beragama” ungkap Ummi.
Oleh karenanya kegiatan Halaqah ini tidak cukup hanya digelar sekali, tetapi harus diagendakan secara rutin sehingga maksud dan tujuan dibentuknya halaqah ini dapat tercapai yaitu lahirnya daiyah-daiyah Fatayat NU yang memang dibesarkan dan dipintarkan oleh Fatayat meskipun secara keilmuan dan materi dakwah mereka sudah mempunyai bekal sebelumnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut harus disusun materi yang akan dibahas dan didiskusikan saat halaqah agar kegiatan ini nantinya bisa lebih terarah dan manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh para daiyah Fatayat NU yang hingga kini masih belum terdeteksi jumlahnya.