Ada-ada saja ulah sahabat Fatayat yang satu ini. Saat itu rombongan dari sahabat Fatayat NU Waru hendak menghadiri acara Halal Bi Halal dan Harlah di gedung BPSDM Surabaya. Tak ada seorang pun dari 6 orang anggota Fatayat yang ikut hadir mengetahui tempat tersebut, termasuk bapak sopir yang kebetulan suami salah satu anggota Fatayat.
Akhirnya kami pun menggunakan google maps yang telah di-share oleh panitia. Ya, namanya rute baru diketahui bapak sopir semua meraba-raba dan pak sopir pun tak berani mengemudi dengan kencang. Saat kendaraan sudah berada di tengah-tengah jalan, google maps justru mengarahkan untuk belok ke kiri.
“Depan ini, belok kiri pak” ujar salah satu sahabat yang menyimak google maps.
“Terus saja ngge, sepertinya kesulitan kalau belok kiri,” jawab bapak sopir.
Sementara itu mobil sedang berhenti karena lampu merah. Sedangkan di sebelah kiri mobil yang ditumpangi para sahabat sudah dipenuhi motor. Sepertinya tidak mungkin kalau mobil memotong jalan dan memaksa untuk belok kiri.
“Saya tak ketawe-ketawe (red. tangan melambai-lambai sebagai kode untuk diberi jalan) mawon ngge, sambil mobil jalan pelan-pelan belok kiri.” Usul sahabat yang kebetulan duduk di depan mendampingi suaminya yang sedang mengemudikan mobil.
Tanpa menunggu persetujuan, ia dengan cepat membuka kaca mobil “Mas, amit ngge saya tak belok kiri.” Perintahnya tanpa merasa bersalah kepada pengemudi motor yang berada tepat di samping mobil. Lantas saja, para pengemudi motor itu berhenti dan memberi jalan mobil yang ditumpangi para perempuan berseragam Fatayat.
Misal penumpang mobil tersebut isinya laki-laki, mungkin ceritanya akan berbeda. (ummi)