Ada-ada saja kisah kader Fatayat NU ini (sebut saja Melati). Ceritanya, Melati ini hendak meluncur ke alun-alun untuk menyaksikan anak buahnya yang akan tampil lomba rebana.
Setelah melihat pesan whatsapp bahwa peserta utusan dari Waru ini hendak tampil, Melati langsung mengendarai motor menuju alun-alun sekencang-kencangnya.
Pikirannya hanya terfokus pada penampilan anak buahnya itu. Maklum, tim rebana itu baru terbentuk beberapa hari sebelumnya.
Sepanjang jalan dia tidak menghiraukan kendaraan di sekelilingnya. Saat melewati fly over Buduran, ada sebuah motor yang dikendarai dua orang perempuan dengan cepat menyalipnya.
Begitu motor tersebut berada di depannya, beberapa kali Melati menghirup dalam-dalam aroma wangi yang menguar dari perempuan di depannya itu.
Melati pun semakin dibuat penasaran saat aroma wangi tersebut tak kunjung hilang dan terus mengintai hidung Melati. Dalam hatinya muncul rasa penasaran, parfum apa yang digunakan oleh perempuan tersebut.
Begitu berhenti di lampu merah, Melati pun menghentikan motornya persis di samping motor kedua perempuan tersebut. Melati membernaikan dirinya untuk memanggil perempuan yang sedang dibonceng tersebut “Mbak mbak…” panggil Melati.
Rupanya perempuan itu tak mendengar suara Melati. Akhirnya diulanglah panggilan tersebut dengan suara lebih keras “Mbak, mbak…”.
Usaha Melati berhasil. Perempuan yang sedang dibonceng itupun menoleh ke arah Melati sembari membuka masker. “Mbak, sampean memakai parfum apa? Tanya Melati malu-malu.
Perempuan yang ditanya itupun heran dan tersenyum sembari menjawab “Parfum bibit sk****” jawabnya antara percaya dan tidak. Kok ada orang yang bertanya dengan pertanyaan tidka bermutu hanya sekadar penasaran parfum yang dikenakannya.
Bisa jadi ini adalah bentuk keisengan Melati untuk menghilangkan grogi karena anak buahnya hendak tampil.