Memasuki tahun politik yang tinggal beberapa bulan saja, Ketua PAC. Fatayat NU Waru mengingatkan para kader Fatayat NU Waru untuk menjaga organisasi Fatayat NU. Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara pertemuan rutin di ranting Janti Sabtu, 10 Juni 2023.
Ketua Fatayat yang juga mantan ketua PAC. IPPNU Waru tersebut mengawali sambutannya dengan mengutip sebuah cerita humor yang kerap disampaikan oleh KH. Hasyim Muzadi. “Ada seseorang yang menaiki motor butut tanpa mengenakan helm melintas di depan kantor polisi. Lelaki tersebut dengan percaya dirinya bermotor tanpa mengenakan helm di kepalanya.”
Dia mengira tidak bakal ditilang oleh polisi karena melihat motornya yang sudah usang. “Mana tega polisi menilang.” Begitu dia melintas kantor polisi, rupanya polisi langsung menghentikan pemuda nekat tersebut dan memberinya surat tilang tanpa mau tahu alasan yang diberikannya.
Merasa kesal akibat ditilang oleh polisi, si pemuda akhirnya menjual motor bututnya. Perolehan dari hasil penjualan motor ia belikan helm. Esoknya, alih-alih ingin memamerkan helmnya ke polisi yang sudah menilangnya pemuda tersebut kembali melintas depan kantor hanya mengenakan helm saja tanpa bermotor. Polisi yang kemarin menilang pun kembali menyapa. Kali ini bukan untuk menilang.
“Wah, helm baru rupanya.” Tegur si polisi
“Iya ndan, kan gak mau ditilang lagi.” Jawab si pemuda dengan bangganya.
“Bagus, nah gitu. Lha terus motornya?” Tanya polisi
“Lha ini, motor saya jual untuk beli helm.” Jawab si pemuda
Demikian akhir dari cerita motor dan helm yang disambut tawa oleh sejumlah kader Fatayat NU yang hadir siang itu.
“Cerita tersebut bukan tanpa makna.” Lanjutnya.
“Helm memang penting, akan tetapi motor jauh lebih penting. Jangan sampai menjual motor gara-gara ingin membeli helm” ungkapnya dengan nada serius. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa politik memang penting karena hal itu merupakan hak setiap individu sebagai warga negara tetapi jangan sampai mengorbankan Fatayat NU.
Mengorbankan dalam arti membawa Fatayat NU secara organisasi untuk masuk dan terlibat dalam politik praktis serta dukung mendukung calon yang akan merugikan kepentingan Fatayat NU yang jauh lebih besar. Karena kepentingan Fatayat NU adalah menjaga kesatuan dan kebersamaan. Pilihan boleh berbeda tetapi jangan dibenturkan dan dibawa ke jam’iyah.
Tak hanya menyinggung soal politik, ketua PAC. Fatayat NU Waru juga menginformasikan sejumlah agenda terdekat salah satunya LKD (Latihan Kepemimpinan Dasar) yang akan diselenggarakan bulan September mendatang dan Pengajian Ahad Kliwon yang akan dilaksanakan Ahad, 18 Juni 2023 bertempat di Masjid Al-Mubarok Kedung Rejo. (ummi)