Lompat ke konten

PC Lakpesdam NU Sidoarjo Adakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Berbasis ABCD

Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo menggelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Berbasis Asset Base Community Development (ABCD).

Kegiatan tersebut dipusatkan di Villa The Alit Estabilishment, Pacet, Kabupaten Mojokerto selama tiga hari mulai Jumat-Ahad (26-28/08/2022).

Pelatihan tersebut diikuti oleh delegasi dari setiap Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) serta Badan Otonom (Banom) NU se Kabupaten Sidoarjo. Tampak mayoritas yang hadir merupakan generasi muda NU, baik mahasiswa maupun pelajar.

Ketua Lakpesdam PCNU Sidoarjo, M Syamsul Huda menjelaskan, pelatihan berbasis ABCD ini merupakan suatu cara dalam menggali dan mengelola aset yang dimiliki oleh NU. Baik aset yang bersifat benda (seperti asrama, masjid, pondok pesantren dan lahan pertanian) maupun non benda seperti kemampuan atau intelektual yang dimiliki manusia.

Ia dan tim telah menyiapkan beberapa mentor yang memiliki pengalaman sesuai dengan bidangnya. Mereka akan menyampaikan beberapa materi penting seperti Prinsip Penguatan Komunitas Model ABCD, Mapping dan Menemukenali Aset, Inkulturasi Komunitas, Discovery, Dream, Desaign, Eksekusi Aksi, serta Monev Refleksi Aksi.

“Pelatihan ini tidak seperti biasa yang selalu berbasis masalah, akan tetapi kami memilih pelatihan berbasis manajemen dalam mengelola aset NU,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.

Guru Besar (Gubes) Bidang Ilmu Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Ushulluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tersebut mengisahkan, negara tetangga seperti Singapura dan Israel yang tidak mempunyai lahan pertanian yang baik maupun wilayah yang luas seperti Indonesia, tetapi menjadi salah satu negara yang sangat maju.

Ternyata rahasia besarnya adalah dengan memaksimalkan potensi SDM yang dimiliki dalam mengelola aset serta kemampuan yang dimiliki.

“Semua orang mempunyai potensi, hal tersebut yang harus digali dan dimanfaatkan. Tentunya dengan berani memulai untuk belajar dengan seksama. Satu dengan yang lain harus menjadi satu kesatuan dalam menciptakan kemandirian jamiyah NU,” tandasnya.

Ia menegaskan bahwa generasi NU harus memiliki mindset (pemikiran) kepekaan terhadap potensi NU yang dapat digerakkan dan dimanfaatkan. Sehingga tidak hanya berfikir tentang masalah yang harus dikelola, akan tetapi dapat berkembang dengan memanfaatkan sumber dan kekuatan yang dimiliki.

“Jika kita tidak bisa berkembang dengan cara kita sendiri atau dengan kemandirian yang kita miliki, maka kita akan lengah di bumi kita sendiri,” tuturnya.

Syamsul Huda mengatakan, kader NU harus dapat berfikir cerdas dan lebih maju dalam memanfaatkan potensi SDA dan SDM yang sangat luar biasa di Indonesia.

“Orang di luar negeri bekerja dengan santai, tetapi kaya raya. Sedangkan kita kerja keras tapi tidak cepat kaya. Hal itu karena cenderung terbiasa dengan menganggurkan aset yang dimiliki,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua PCNU Sidoarjo, KH Zainal Abidin menceritakan ikhtiarnya dalam mencari seorang akademisi dan praktisi yang terbukti khidmah di NU dengan baik. Akhirnya bertemu dengan Syamsul Huda Guru Besar UINSA yang akan memimpin Lakpesdam PCNU Sidoarjo dalam 5 tahun mendatang.

Ia berharap agar Lakpesdam dapat memberdayakan potensi NU yang ada di Sidoarjo, sehingga NU menjadi promotor kemandirian apapun di segala bidang kehidupan.

“Rata-rata seorang guru besar atau profesor sibuk mengisi seminar dari satu tempat ke tempat yang lain. Akan tetapi Ketua Lakpesdam NU saat ini memiliki komitmen untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki NU dalam merealisasikan jamiyah yang mandiri,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Zainal mengapresiasi gagasan istimewa yang dilakukan oleh Lakpesdam PCNU Sidoarjo. Menurutnya, fasilitas yang selama ini dimiliki banyak membuat lalai dari pada nilai kebermanfaatannya. Oleh karena itu, pentingnya pelatihan dalam memanfaatkan potensi NU.

“Apabila kekuatan NU tidak kita manfaatkan dengan baik, maka akan percuma ataupun hilang. Sementara orang di luar sana, berfikir bukan untuk hari ini saja, akan tetapi berfikir jangka panjang dalam beberapa tahun mendatang,” terangnya.

Ia menuturkan, konsep kehidupan yang terbaik sudah dicantumkan di dalam Al Qur’an, akan tetapi sesorang menjadi tertinggal karena mempunyai kemampuan dan keinginan untuk mandiri yang lemah.

“Untuk itu, saya percayakan kepada generasi muda yang menjadi peserta pada pelatihan kali ini dapat menggerakkan dan mengelola kemandirian terhadap asset NU di tingkat MWC maupun Ranting, tinggal menerapkan ilmu yang diterapkan di tengah masyarakat,” pungkasnya.

Disisi lain menurut Abdullah Afif, salah satu peserta pelatihan dari MWC NU WARU mengatakan, “bahwa pelatihan semacam ini sangat penting dalam menjalankan roda organisasi, agar apa yang diingin dan harapkan oleh Pengurus Lakpesdam Cabang Sidoarjo bisa dilaksanakan dan diterapkan di masing-masing MWC, khususnya di Kecamatan Waru,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *