Selalu ada cerita lucu dan unik di balik setiap kegiatan. Kali ini cerita datang dari salah satu peserta MSQ (Musabaqah Syarhil Qur’an).
Peserta yang mendapat nomer urut tampil belakangan ini sudah hadir sejak pagi hari. Dengan sabar ia menantikan satu persatu peserta dipanggil sesuai nomer urut. Begitu masuk waktu dhuhur, panitia mengumunkan bahwa lomba dihentikan sementara waktu untuk memberi kesempatan istirahat, sholat dan makan kepada juri padahal peserta yang tampil belum juga mencapai separuh dan total yang ada.
Kesabarannya kali ini benar-benar diuji. Ia pun menyampaikan kepada ketua rantingnya perihal keadaan tersebut. Sebagai pemimpin yang bijaksana dan baik hati, sahabat ketua pun membesarkan hati anak buahnya dengan sebuah kalimat “yo wes digawe turu-turu disek” (ya sudah dipakai tidur-tidur dulu). Rupanya saran sang ketua tersebut ditanggapi serius oleh anak buah. 2 dari 3 orang peserta utusan ranting tersebut pun pulang.
Sementara itu, satu persatu peserta telah dipanggil dan unjuk kebolehn di hadapan juri. Alangkah terkejutnya ketua ranting saat dihubungi pihak panitia karena anak buahnya dipanggil beberapa tetapi tidak kunjung datang.
Sang ketua pun bergegas menghubungi kedua orang tersebut. Namun nomer yang dituju hanya berdering meskipun panggilan berlangsung sudah berkali-kali dilakukan.
Sang ketua mulai panik sejadi-jadinya hingga bulir-bulir keringat menetes deras dari kening dan wajahnya. Mukanya pucat pasi. Pikirannya kemana-mana, dia khawatir terjadi apa-apa pada anak buah yang tadi pamit pulang.
Berkali-kali telponnya mencoba memanggil kedua anak buah melalui ponsel namun tak kunjung ada jawaban. Disisi lain, lomba MSQ sudah akan memasuki peserta terakhir. tetapi anak buahnya tak kunjung tiba.
Pada saat keadaan sedang panik-paniknya tiba-tiba datanglah 2 sahabat yang dimaksud. Dia turun dari sepeda, matanya sembab, mukanya nampak lesu tak berdaya.
Sang ketua dengan tergopoh-gopoh segera menanyakan keadaan anak buahnya itu “Sampean gak apa-apa ta nduk? ” tanya ketua.
“maaf ya buk, saya ketiduran dan baru tahu kalau panjenengan telpon” (Mohon maaf Bu, saya tertidur dan baru tahu kalau ada telpon masuk.
Ternyata anak buahnya sudah tertidur lelap hingga ditelpon pun tidak diangkat.
Tak lama peserta MSQ yang kancrit itu hendak menuju ruang lomba sembari mencari info. Ternyata benar, lomba telah selesai, pemenang sudha diumumkan bahkan juri pun sudah keluar dari lokasi lomba.
Memang ada-ada saja, “turu-turu sek” yang dimaknai dengan “turu beneran”.